BERITA PILIHAN

*** NO HOAX ***

Studi: Hipertensi Meningkatkan Risiko Kematian Pasien Corona

Jakarta, CNN Indonesia — Tim peneliti yang dipimpin Profesor Fei Li dan Ling Tao dari Rumah Sakit Xijing menemukan bahwa pasien Covid-19 dengan tekanan darah tinggi dua kali lipat lebih berisiko meninggal dibanding orang yang tanpa hipertensi. Selain itu, studi menemukan bahwa pasien hipertensi yang tidak minum obat untuk mengendalikan kondisinya, juga akan memiliki risiko kematian lebih besar akibat infeksi virus corona.

Penelitian dipublikasikan di European Heart Journal yang merupakan jurnal unggulan dari European Society of Cardiology. Para peneliti di China dan Irlandia secara retroaktif menganalisis data dari 2.866 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit Huo Shen Shan di Wuhan, China selama 5 Februari hingga 15 Maret 2020.

Dari jumlah itu, sebanyak 29,5 persen atau 850 pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sementara empat persen di antaranya meninggal.

Peneliti senior yang juga pentolan studi, Profesor Fei Li mengatakan para pasien harus merawat diri apalagi selama masa pandemi. Orang dengan hipertensi harus lebih banyak perhatian ketika diketahui telah terinfeksi virus corona.

Lihat juga: Studi: Covid-19 Bisa Jadi Penyakit Pembuluh Darah

“Penting bagi pasien dengan tekanan darah tinggi menyadari bahwa mereka berisiko lebih tinggi meninggal akibat Covid-19,” tutur Fei Li yang juga seorang ahli jantung di Rumah Sakit Xijing di Xian, China seperti dikutip AFP.

Tim peneliti menemukan 34 (4 persen) dari 850 pasien hipertensi yang menderita Covid-19 meninggal, dibandingkan dengan 22 (1,1 persen) dari 2.027 pasien tanpa hipertensi. Itu sebab hasil studi menyatakan ada peningkatan risiko 2,12 kali lipat–setelah penghitungan dengan menyesuaikan faktor-faktor yang memengaruhi hasil seperti usia, jenis kelamin dan kondisi medis lainnya.

Sementara dalam meta-analisis terpisah dari penelitian lain yang mencakup 2.300 pasien Covid-19 di rumah sakit yang sama, para peneliti turut menyelidiki dampak berbagai obat pengontrol tekanan darah terhadap tingkat kematian.

Bertentangan dengan ekspektasi, mereka menemukan bahwa jenis obat yang diketahui sebagai inhibitor RASS–yang meliputi angiotensin perubahan dari enzim inhibitor (ACE) dan penghambat reseptor angiotensin (ARB)–tidak berkaitan dengan semakin tingginya tingkat kematian akibat Covid-19. Meskipun, risikonya terlihat agak berkurang.

Trik Makan Sehat Untuk Cegah Corona
Foto: CNN Indonesia/Fajrian
Trik Makan Sehat Untuk Cegah Corona

“Kami menyarankan agar pasien tidak menghentikan atau mengubah pengobatan anti-hipertensi seperti biasanya, kecuali diinstruksikan oleh dokter,” kata penulis lain, Profesor Ling Tao.

Mulanya beberapa peneliti mengkhawatirkan bahwa inhibitor RAAS mungkin memfasilitasi masuknya virus corona ke dalam sel dan membuat orang lebih rentan.

“Kami cukup terkejut bahwa hasil ini tidak mendukung hipotesis awal kami; pada kenyataannya hasilnya berlawanan … kami pikir ini adalah alasan mengapa praktik berdasarkan bukti klinis lebih penting dari apapun,” ungkap Ling lagi.

Kendati begitu tim peneliti mengingatkan, hasil tersebut harus diperlakukan secara hati-hati karena jumlah pasien dalam analisis ini tergolong kecil. Sehingga, ada kemungkinan pula hasil tersebut terjadi karena kebetulan.

Para penulis pun memberi catatan bahwa penelitian mereka merupakan observasional retrospektif dan bukan berdasarkan uji klinis. Dalam studi ini peneliti membandingkan hubungan antara status hipertensi dan anti-hipertensi dengan tingkat kematian pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum membuat sebuah rekomendasi klinis yang tepat.

Sumber

Dibaca 934 kali!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *