Ikan Salmon Dikaitkan dengan Lonjakan Kasus Corona di Beijing
Pihak berwenang di Beijing, China, mengkonfirmasi adanya lonjakan 100 kasus virus Corona selama empat hari. Banyak dari kasus tersebut yang dikaitkan dengan pasar grosir Xinfadi.
Meski demikian, pihak berwenang Beijing masih berusaha untuk mencari dan melacak sumber wabah dan melakukan penyelidikan epidemiologis yang ketat.
Zhang Yuxi, kepala pengelola pasar mengatakan kepada Beijing News bahwa virus terdeteksi pada talenan yang digunakan oleh penjual ikan salmon impor di pasar tersebut sehingga menyebabkan kekhawatiran kontaminasi. Hal itu menyebabkan banyak pedagang mengeluarkan salmon dari rak jualan mereka.
Adanya kekhawatiran mengenai ikan salmon impor membuat beberapa pemasok menangguhkan penjualan ke China. Salah satu pemasok salmon dari Norwegia menyebut pihaknya telah menghentikan ekspor ke China.
“Kami tidak dapat mengirim salmon ke China sekarang, pasar ditutup,” tutur Regin Jacobsen, kepala eksekutif pemasok salmon Bakkafros, Norwegia, dikutip dari Sky News.
Disebutkan pula bahwa pemeriksa menemukan 40 sampel virus di pasar selama akhir pekan. Sementara penyelidikan masih berlangsung, seorang peneliti dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Beijing mengatakan pengurutan genom mengindikasikan virus yang ditemukan di pasar mirip dengan jenis yang ditemukan di Eropa.
“Tapi masih belum pasti dimana virus itu berasal. Bisa dari makanan laut atau daging yang terkontaminasi atau ditularkan oleh orang-orang yang datang ke pasar melalui droplet mereka,” tutur Yang Peng, peneliti kepada media lokal CCTV yang dikutip oleh CNN International.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sangat tidak mungkin seseorang terinfeksi virus Corona dari makanan karena proses memasak yang baik akan membunuhnya. Disebutkan pula bahwa risiko perpindahan virus dari paket juga rendah karena COVID-19 telah terpapar berbagai macam suhu.
Dibaca 886 kali!