BERITA PILIHAN

*** NO HOAX ***

BPPT Siap Rilis Rapid Test Covid-19, Harganya Rp 75 Ribu

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengungkapkan alat tes diagnostik cepat atau rapid diagnostic test (RDT) buatan Indonesia sedang masuk dalam tahap validasi dan menargetkan akan diluncurkan dan didistribusikan pada akhir Juni 2020.

Kepala BPPT, Hammam Riza menyebutkan bahwa rapid test akan melengkapi keseluruhan ekosistem dari upaya memutus rantai penyebaran covid-19. Adapun pengembangan RDT saat ini dalam tahap akhir uji validasi melalui RS dan fasilitas kesehatan untuk melihat akurasi test kit.


Lantas berapa harga yang ditawarkan untuk harga rapid test ini? Hammam menyebut bahwa harganya sangat kompetitif bahkan jauh lebih murah daripada impor.

“Cukup kompetitif. Dari bahan baku dan proses dari industri jadi bahan rapid diagnostic test kit kita akan produksi melalui PT Hepatika Mataram dan juga dari Prodia diagnostic Line itu perkiraan harga kita Rp75.000 per test kit. Lebih murah dari impor yaitu Rp200.000,” kata Hammam Riza dalam Profit, CNBC Indonesia (Rabu, 17/06/2020).


Hammam menjelaskan bahwa rapid diagnostic test (RDT) kit ini dapat mendeteksi virus corona dengan cepat. Kedua tipe perangkat tersebut yakni, RDT deteksi antibodi IgG/IgM, dan RDT deteksi antigen micro-chip.

RDT buatan anak bangsa ini memiliki kelebihan, yakni lebih sensitif dan spesifik dalam mendeteksi virus corona dibandingkan test kit impor. Sensitivitas yang tinggi lantaran menggunakan strain virus dari orang Indonesia yang terkena virus corona.

“Tentu hal ini berbeda dengan RDT kit yang diproduksi luar negeri, karena kit impor tersebut menggunakan strain virus dari negara lain,” ujarnya.

Saat ini, pengembangan RDT kit terus dilakukan oleh BPPT bersama TFRIC19 yang terdiri dari UGM, ITB, dan sejumlah pelaku industri. Produk ini juga mampu mendeteksi secara cepat dalam waktu 5-10 menit dengan meneteskan darah atau serum pada alat RDT IgG/IgM.


Sementara perangkat RDT micro-chip merupakan alat deteksi antigen yang menggunakan micro-chip. Alat ini mampu mendeteksi secara dini keberadaan virus covid-19 pada pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan ODP atau orang tanpa gejala OTG dengan menggunakan sensor Surface Plasmon Resonance (SPR).

Dalam 1 micro-chip dapat mendeteksi sekaligus delapan sampel dengan sampel bisa langsung dari swab. Saat ini progress pengembangan kedua tipe RDT kit masih dalam tahap desain dan akan diuji validasi dengan menggunakan isolat RNA, yang dimiliki oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan dan juga LBM Eijkman.


Berbicara akurasi, Hammam menyebut bahwa alat ini memiliki akurasi cukup tinggi yakni 95 persen hingga 97 persen. Nantinya juga akan ada uji validasi untuk 10.000 test kit yang disebar ke rumah sakit dan berbagai fasilitas kesehatan lainnya.

“Saat ini dalam tahapan akhir dalam uji validasi jadi kita akan menyebar 10.000 test kit untuk divalidasi melalui rumah sakit dan berbagai fasilitas kesehatan. Kita juga perlu mendapatkan sebuah kepercayaan terhadap spesifisitas dari rapid diagnostic test kit ini. Saat ini sudah kita laksanakan kira-kira 95% sampai 97% akurasinya cukup tinggi dibandingkan produk impor sekalipun,” papar dia.

Sumber

Dibaca 865 kali!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *